Laporan Perjalanan Pembelajaran Luar Sekolah
SMA N 2 Magelang mengadakan Pembelajaran Luar Sekolah atau yang biasa disebut PLS. PLS tersebut dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2015. Kegiatan tersebut ditujukan untuk siswa kelas X.
Pertama-tama kami berkumpul di depan sekolah pukul 06.30 WIB. Setelah semua berkumpul kami berangkat dengan bus yang berjumlah 5 bus dan saya berada di bus 5. Kegiatan PLS ini diadakan kerjasama dengan biro perjalanan yang bernama Jayakarta Tour.
Setelah semua naik bus, kami berangkat pukul 07.00 WIB. Kami menempuh jarak dari Magelang ke Solo Baru selama kurang lebih 3 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan saya menikmati pemandangan di sekitar.
Tidak terasa perjalanan telah berlalu dan kami sampai di pabrik SriTex. Pabrik ini adalah kunjungan kami yang pertama. Pabrik SriTex adalah pabrik terbesar di Jawa Tengah, bahkan terbesar seAsia Tenggara. Pabrik tersebut telah menghasilkan produk-produk dengan kualitas nomor 1, bahkan pabrik tersebut telah mengekspor produknya yang berupa baju ke 50 negara. Negara-negara tersebut antara lain Malaysia, Swiss, Jerman, Austria. Kebanyakan produk-produk tersebut berupa baju militer. Lebih bagusnya lagi baju hasil produk pabrik SriTex dijadikan seragam militer perdamaian dunia.
Selain itu, SriTex juga menghasilkan produk baju berupa batik, dan lain-lain. Pabrik tersebut mempunyai 16.000 orang karyawan. Biaya untuk karyawan tersebut sudah mencapai lebih dari 2 milyar.
Dibalik pabrik tersebut ada tokoh pendirinya yang bernama H.M Lukminto. H.M Lukminto lahir 1 Juni 1947 yang bertempat tinggal di Baron. Perjalanan H.M Lukminto untuk membangun pabrik tersebut dimulai dari berjualan baju di toko di pasar Klewer. Kemudian H.M Lukminto membuka toko kain di Baturana. Setelah sukses H.M Lukminto membeli tanah di Sukoharjo dengan luas 100 hektar yang dibeli dari perusahaan tenun.
Kemudian kami dibawa pergi ke tempat produksi. Di sana banyak karyawan terutama perempuan yang sedang memotong kain, menjahit, menyetrika, dan lain-lain. Produk SriTex 80% diekspor, sedangkan 20% dijual di sekitarnya.
Selama di pabrik itu kami diceritakan bahwa pabrik tersebut talah mendapatkan rekor sebagai perusahaan yang mengadakan upacara bendera setiap tanggal 17 dan merupakan perusahaan yang mengikuti upacara dengan jumlah angggota 20.000 orang.
Kesuksesan H.M Lukminto tidak semata-mata diraih dalam sekejab. Beliau menempuh perjalanan yang sangat panjang dengan melewati setiap rintangan dan kegagalannya. Sekarang ini perusahaan SriTex dipimpin oleh kedua anak dari H.M Lukminto.
Setelah dari tempat produksi kami pergi ke toko yang ada di pabrik tersebut. Toko tersebut menjual hasil produksi yang berupa seragam militer, tas, topi, dan lain-lain.
Kemudian kami pergi makan siang sebelum melanjutkan perjalanan ke Sangiran. Saya makan disana bersama dengan nasi dan lauk yang sudah disediakan. Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan ke Sangiran. Jalan menuju Sangiran berliku-liku dan terjal.
Sampai di Sangiran, kami langsung turun. Sayangnya di Sangiran tidak ada sinyal. Selanjutnya kami masuk ke pameran 1. Sebelum ke pameran 1 ada lapisan tanah berusia 1,8 juta tahun. Tanah tersebut merupakan lapisan lahar vulkanik paling tua di Sangiran, hasil dari aktivitas erupsi Gunung Lawu purba. Di atas lapisan tanah yang tidak mengandung fosil ini dibangun Museum Manusia Purba Sangiran.
Kemudian di dalam pameran 1 saya melihat gambar proses terbentuknya dunia yang disebut dengan peristiwa BigBang. Ada juga keadaan bumi yang masih labil. Di sana terdapat gambar evolusi dari makhluk hidup bersel tunggal. Terdapat urutan evolusi manusia dari seekor kera yang dikemukakan limuwan terkenal dunia bernama Charles Darwin.
Saya juga melihat fosil tengkorak manusia purba, fosil mammoth, dan lain-lain. Di Sangiran ditemukan fosil reptilia dari famili Gavialidae dan Crocodylidae. Jenis buaya dari famili Gavilidae yang ada di Sangiran adalah Govialis bengawanensis. Ukuran tubuh 3,5-6,2 meter dengan berat 159-181 kg. Sedangkan dari famili Crocodylidae adalah Crocodylus sp, panajangnya mencapai 6,2 meter dan berat lebih dari 1200 kg. Sedangkan tengkorang gajah purba bernama Cranium Elephas namadicus yang terlihat agak besar yang dipajang dengna ditutupi kotak kaca.
Terdapat patung atau fosil yang dijajar rapi dengan ditambahi dekorasi tambahan untuk memperindah suasana. Fosil tersebut berupa banteng purba (Bibos paleosandaicus) memiliki tanduk relatif pendek dan melengkung ke depan. Rusa purba (Cervus hippelaphus) memiliki tanduk bercabang. Ada juga kerbau purba yang berwarna hitam. Di Sangiran ada hewan bertanduk yang tergolong ke dalam herbivora. Herbivora-herbivora ini hidup di Sangiran sekitar 700.000 hingga 300.000 tahun yang lalu ketika lingkungan Sangiran masih berupa padang rumput yang luas. Mereka menggunakan tanduknya yang kuat dan besar untuk menggugurkan daun dan ranting untuk makannanya. Fungsi tanduk ini juga untuk senjata mempertahankan diri dari musuh dan digunakan untuk menarik hewan betina.
Kemudian saya melanjutkan lagi melihat kuda sungai purba (Hippopotamuis sp). Rangka Hippopotamus sp ini merupakan cetakan dari fosil yang ditemukan pada formasi pucangan yang berusia 1,2 juta tahun di Baluran. Fosil tersebut merupakan hasil penelitian gabungan antara Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Jakarta dan Museum National di Paris. Rekonstruksi rangka hippopotamus ini merupakan sumbangan dari pemerintah Perancis kepada Museum Situs Manusia Purba Sangiran.
Selanjutnya saya melihat-lihat lagi tentang bentuk kepala manusia purba. Ternyata bentuk tersebut ada bermacam-macam dan banyak jenisnya antara lain Arkaik, Tipik, dan Progresif. Homo Erectus Arkaik merupakan tipe paling tua ditemukan pada lapisan lempung hitam formasi pucangan di Sangiran, serta pasir vulkanik di utara Perning. Tipe ini menunjukkan tipe yang paling arkaik dan kekar yang mempunyai volume otak sekitar 870 cc.
Sedangkan Homo Erectus Tipik lebih maju dibanding dengan tipe arkaik. Tipe ini merupakan bagian terbanyak dari Homo Erectus di Indonesia. Sebagian besar ditemukan di Sangiran dan lainnya ditemukan di daerah Kedung Brubus (Madiun) dan Patiayan (Kudus). Konstruksi tengkoraknya lebih ramping, bentuk dahi masih landai dan agak tonggos. Kapasitas volume otak sekitar 1000 cc. Ada pula Homo Erectus progresif. Jenis ini merupakan jenis yang paling maju. Sebagian besar ditemukan pada endapan di Blora, Ngawi, dan ada yang di Sragen.
Selanjutnya, kami pergi ke pameran 2. Sewaktu di pameran 2 saya melihat ada teknik pemangkasan dalam pembuatan alat batu yang terdiri dari pemangkasan langsung dan tidak langsung. Pemangkasan langsung dengan cara memukul atau menekan secara langsung terhadap material bahan dengan batu, kayu, atau tulang. Pemangkasan tidak langsung dengan cara menggunakan alat perantara seperti tulang, tanduk, atau kayu yang diletakkan pada permukaan bahan, kemudian dipukul dengan batu.
Terdapat juga alat batu masif dan non masif. Alat batu masif adalah alat batu dengan ukuran besar dan tebal. Alat batu non masif adalah alat batu dengan ukuran kecil dan tipis. Kegunaan dari alat batu masif untuk pekerjaan berat seperti memotong kayu, tulang, serta memecah biji-bijian berkulit keras. Sedangkan alat batu non masif untuk pekerjaan ringan seperti mengiris, menyayat, dan memotong maupun menghaluskan benda lunak.
Kemudian saya melanjutkan ke pameran yang terakhir yaitu pameran 3. Pada pameran tersebut saya disuguhkan dengan cerita dan gambar-gambar. Pertama adalah cerita atau informasi mengenai zaman Triasik (245-208 juta tahun lalu). Awal zaman ini ditandai dengan munculnya kembali benua besar Gandawana. Ketika Pangea terebelah menjadi benua Laurasia di utara dan selatan. Kehidupan pada zaman ini mengalami perubahan cukup besar. Pohon sikas, jenis cemara, dan ginkgo merupakan tanaman yang paling banyak. Sementara itu, fauna reptilia seperti dinosaurus dan kura-kura, serta mamalia mulai muncul.
Setelah itu saya melihat ada zaman kapur yang terjadi sekitar 145-65 juta tahun lalu. Endapan kapur terbentuk secara luas di berbagai tempat, demikian pula rawa-rawa batubara. Lautan maish sangat luas. Sedangkan jenis dinosaurus tetap berkembang tetapi tiba-tiba punah pasa akhir kala ini. Laut masih didominasi oleh reptilia besar dan berkulit perisai. Perubahan besar terjadi pada floranya. Tanaman tak berbunga yang terbesar luas mulai digantikan tanaman berbunga pada akhir zaman ini.
Zaman-zaman tersebut terlihat begitu lama terjadi. Di samping penjelasan tersebut ada juga gambar-gambar yang mendukung pada zaman tersebut. Gambar-gambar tersebut seperti dinosaurus yang banyak jenisnya, ikan besar-besar dan masih banyak lagi. Zaman yang begitu banyak membuat saya bertambah mengerti bahwa banyak zaman dan nama zamannya.
Setelah selesai dari pameran 3, kami keluar dari dalam gedung. Di luar, tidak lupa saya mengabadikan momen tersebut bersama teman-teman saya. Kemudian saya salat asara yang dijamak qasar dengan salat zuhur. Mushola di sana tidak begitu besar. Tempat wudhunya pun abal-abal saja, seperti tidak terawat. Lalu kami ganti baju dengan baju yang sudah diberikan sekolah kepada kami. Kemudian kami melanjutkan perjalanan untuk makan malam di tempat yang sebelumnya. Sewaktu di tempat makan, saya salat maghrib yang dijamak qasar dengan salat isya, lau dilanjutkan dengan makan bersama.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke toko souvenir. Di toko tersebut saya membeli baju untuk adik saya dan beberapa makan ringan untuk yang di rumah. Kami pulang ke SMA N 2 Magelang pukul 19.30 WIB dan saya sampai sekolahan pukul 23.30 WIB. Bapak saya sudah menunggu saya di sana dan kami pulang bersama pukul 23.30 WIB sampai 00.00 kami sudah berada di rumah.